BRISTOL TAX SERVICE

081284815838

Breaking News

Recents

About Our Blog

Sunday, 27 December 2015

Pencatatan Transaksi PPN

Pendahuluan

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) seringkali kita dengar ketika melakukan transaksi / pembelian barang maupun pemakaian jasa, ketika kita melakukan suatu pembelian barang disebuah Supermarket ataupun ketika kita makan disebuah restoran, invoice yang diberikan kepada kita suka dipungut PPN nya, lalu apa sich yang dimaksud dengan PPN itu? dan objek yang termasuk PPN itu apa saja?

Pengertian

PPN adalah pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai dari barang atau jasa dalam peredarannya dari produsen ke konsumen atau secara cuma-cuma / hadiah. PPN termasuk jenis pajak tidak langsung, karena pajak tersebut disetor oleh pihak  lain sebagai pemungut yang bukan penanggung pajak.

Objek PPN

Objek PPN diatur dalam pasal 4, pasal 16 C, dan pasal 16 D Undang-Undang PPN Tahun 1984.

Pasal 4 UU PPN :

 a. Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha.
b. Impor BKP.
c. Penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha.
d. Pemanfaat BKP tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.
e. Pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.
f. Ekspor BKP oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP).

Pasal 16 C UU PPN : 
PPN dikenakan atas kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan  yang hasilnya digunakan sendiri atau digunakan pihak lain yang batasan dan tata caranya diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan.

Pasal 16 D UU PPN :
PPN dikenakan atas penyerahan aktiva oleh PKP yang menurut tujuan semula aktiva tersebut tidak untuk diperjualbelikan, sepanjang PPN yang dibayar pada saat perolehannya dapat dikreditkan.

Mekanisme Pemungutan PPN


Indirect Substraction Method
Mekanisme ini berlaku untuk objek PPN pasal 4 huruf a, c, f, dan pasal 16 D, dimana setiap PKP wajib memungut PPN atas penyerahan BKP / JKP atau ekspor yang dilakukannya (pajak keluaran).
Selanjutnya PPN yang dipungut tersebut wajib disetorkan ke kas neagara setelah dikurangi PPN yang dibayarkannya (PPN Masukan) pada saat peroleh BKP, JKP, Impor, dll.

Self Imposition Method
Mekanisme ini berlaku untuk objek PPN pasal 4 huruf b, d, e, dan pasal 16 C, dimana pihak yang melakukan transaksi / kegiatan terebut wajib memungut, menyetor, dan melaporkan sendiri PPN terutangnya.

Contoh 1

Berikut ini data PPN Keluaran dan PPN Masukan  PT. MMM untuk masa Janurai s/d Mei 2015, buatlah jurnal transksi untuk mengakui kurang (lebih) bayar setiap masa.


Pembahasan

PPN yang Kurang Bayar (KB) disuatu masa pajak harus disetorkan, sedangkan PPN yang Lebih Bayar (LB) dapat dikompensasi ke masa pajak berikutnya ataupun direstitusi.

Jurnal

10 – 02 – 15       PPN Keluaran       Rp 65.000.000,-
                                    PPN Masukan                        Rp  35.000.000,-
                                    Kas                                          Rp  30.000.000,-
                          ( Setoran PPN untuk SPT PPN masa Januari 2015 )

28 – 03 – 15     PPN Keluaran                  Rp  35.000.000,-
                         LB PPN Masa Feb 15      Rp  15.000.000,-
                                     PPN Masukan                                    Rp 50.000.000,-
                          ( Pengakuan LB dalam SPT PPN masa Februari 2015)

15 – 04 -15        PPN Keluaran                        Rp 75.000.000,-
                                                 PPN Masukan                              Rp 30.000.000,-
                                                 LB PPN Masa Feb 15                  Rp  15.000.000,-
                                               Kas                                                  Rp 30.000.000,-
                           (Setoran PPN untuk SPT PPN masa Maret 2015)


12 – 05 – 15       PPN Keluaran                                  Rp 40.000.000,-
                           LB PPN Masa April                         Rp 10.000.000,-
                                       PPN Masukan                                           Rp 50.000.000,-
                          ( Pengakuan LB dalam SPT PPN masa April 2015 )

15 – 06 – 15        PPN Keluaran                                Rp 45.000.000,-
                            LB PPN Masa Mei 15                    Rp   5.000.000,-
                                         PPN Masukan                                            Rp  40.000.000,-
                                         LB PPN Masa April 15                             Rp 10.000.000,-
                             (Setoran PPN untuk SPT PPN masa Mei 2015)


Contoh 2

PT. MMM menjual BKP kepada PT. Calista pada tanggal 10 September 2015 dan telah menerbitkan dan mengirimkan  invoice senilai Rp. 25 juta, akan tetapi PT. MMM belum menerbitkan FaktuPajak. FP baru diterbitkan pada tanggal 15 Oktober 2015. Bagaimana jurnal yang dibuat oleh PT. MMM??

Jurnal

10 – 09 – 15     Piutang Datang                                 Rp 27.500.000,-
                                        PPN Keluaran belum di fakturkan                Rp 2.500.000,-
                                        Penjualan                                                          Rp 25.000.000,-
                          ( penjualan kepada PT Calista belum dibuat FP)

15 – 10 – 15     PPN Keluaran belum di fakturkan             Rp 2.500.000,-
                                         PPN Keluaran                                                   Rp 2.500.000,-
                           ( FP atas penjualan ke PT Calista )

No comments:

Post a Comment

Designed By